mbah djiem


V.   SOEDJIEM   ( 1936 )

A.      MASA MUDA SAMPAI DENGAN PAROH BAYA
1.         Soedjiem lahir pada th. 1936. Berbeda dengan kedua kakak perempuannya (Moesringah dan Pongah) yang dewasa pada jaman Belanda dan juga terkungkung adat Jawa kawin muda maka Soedjiem dewasa pada jaman kemerdekaan dan ikut pergaulan moderat untuk ukuran saat itu (tahun lima puluhan). Soedjiem yang lulusan Taman Dewasa (SMP) menikah dengan Djoeri yang asal Banjarmasin tetapi tinggal/berdagang di Tulungagung  pada  th. 1963 (pada saat Soedjiem berumurt 27 th). Sayang perkawinan yang telah membuahkan seorang anak ini gagal. Soedjiem menikah lagi dengan Mulyadi yang pegawai jajaran kesehatan.
2.         Dimodali kakaknya (Pongah). Soedjiem pernah membuka kios sembako kemudian batik di Pasar Ngunut. Karena berbagai hal kios tersebut kemudian di tutup.

B.      MASA TUA
1.         Suami Soedjiem  yang kedua (Mulyadi) wafat pada th. 2004 dengan mewariskan pensiunnya. Sementara itu anak-anak Soedjiem telah berkeluarga dan hidup terpisah bersama keluarga masing-masing. Soedjiem tinggal hidup sendirian dengan ditemani 2 (dua) orang cucunya (anak Nunung)
2.         Dialah (Soedjiem) satu-satunya anak Kartonyono yang menempati tanah – rumah warisan bagiannya.

C.      KETURUNAN SOEDJIEM
1.         Seperti disinggung di depan, dari suami pertama (Djoeri) Soedjiem mempunyai seorang anak (Totok 1964). Ayah Totok yang orang Banjar itu meninggal saat totok sekolah di SPMA Tulungagung. Warisan dari Bapaknya oleh Totok dimanfaatkan  untuk meneruskan dan menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang. Selepas wisuda, Totok ditarik kakak sepupunya ( Yohn ) ke Pekanbaru Riau dan kemudian bekerja di perusahaan perkayuan di Pekanbaru Riau. Dia menikahi gadis Minang dan menetap di Pekanbaru. Totok mempunyai 2 (dua) orang anak.
2.         Dari suami kedua Soedjiem memperoleh 4 (empat) orang anak yaitu Kolis (1972), Teguh (1970) , Nunung ( 1972)  dan Bagio (1976). Semuanya sudah berkeluarga dan juga sudah mempunyai keturunan. Mereka tinggal diberbagai kota yaitu : Ngunut, Rejo tangan, Surabaya dan Sumedang.
3.         Dari kelima orang anaknya Soedjiem memperoleh 12 (dua) belas cucu.