I. DJOEMALI
(1922 – 1986)
A. MASA MUDA SAMPAI DENGAN PAROHBAYA
1. Anak sulung pasangan Kartonyono + Yatinah
ini lahir pada tahun 1922. Seperti halnya 5 (lima) orang adiknya, dia lahir di
Desa Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung. Setamat SR (sekarang SD) Djoemali
masuk Ambaschool (SMP Kejuruan Teknik) di Malang.
2. Dengan modal Ijazah Ambaschool, Djoemali
bekerja di DAMRI (Djawatan Angkutan Mobil R.I) di Kediri. Terdorong oleh 2
(dua) adik perempuannya yang telah menikah lebih dulu, maka pada tahun 1944
Djoemali menyunting Siti Murwani yang anak seorang Kepala Stasiun
di wilayah Blitar.
3. Tahun 1953 Djoemali pindah tugas ke DAMRI
Surabaya sampai pensiun.
B. MASA TUA
1. Tahun 1972 Djoemali Pensiun. Dalam masa
pensiun dia tetap aktif berkegiatan, antara lain membantu teknis pembangunan
rumah adiknya (Pongah) di Ngunut.
2. Tahun 1986 Djoemali wafat pada usia 64 th.
Dimakamkan di Pemakaman Rangkah Surabaya.
C. KETURUNAN DJOEMALI
1. Selama 5 (lima) tahun pertama
perkawinanya, Djoemali belum memperoleh anak. Sesuai kepercayaan “Jawa”
maka untuk “memancing” punya anak sendiri, dia mengadopsi anak adiknya
(Pongah). Tentang ini ada cerita tersendiri sebagai berikut:
Karena ada peperangan dengan Belanda
(tahun 1948 – 1949) Pongah bersama keluarga Kartonyono yang lain terpaksa
mengungsi ke Desa yang jauh. Saat itu Pongah telah mempunyai 2 (dua) orang anak
yang masih kecil (Mudjito 5 tahun, dan Mudjoko 3 tahun), sementara dia sedang
hamil tua. Dalam pengungsian ini lahirlah anak ke-3 Pongah. Begitu repotnya
Pongah “momong” ketiga anaknya yang masih kecil-kecil tersebut. Melihat hal itu maka Siti Murwani yang kakak
iparnya (isteri Djoemali) lantas sepenuhnya membantu “momong” bayi yang baru
lahir tersebut. Sepulang dari mengungsi, bayi yang diberi nama Mudjiastuti
itu tetap dimong Siti Murwani. Tanpa kata-kata serah terima, Mudjiastuti
diadopsi menjadi anak “kandung” pasangan Djoemali + Siti Murwani. Tahun
1955 Djoemali mengadopsi anak lagi yang juga anak Pongah. Sayang anak yang
diberi nama Sulistyowati ini tidak berumur panjang. Makamnya ada di
Pemakaman Rangkah Surabaya. Tahun 1960 Djoemali benar-benar dikaruniai anak
kandung yang diberi nama Agus Murwaniputro.
2. Mudjiastuti yang anak “sulung” Djoemali,
pada tahun 1969 menikah dengan Murdoto (1942 – 2004). Keluarga baru ini
kemudian dikaruniai 3 (tiga) orang anak. Yaitu : Tina (1970) sekarang
ada di Gresik, Yanti (1971) juga di Gresik, dan Yola (1976) menemani
Ibunya di Surabaya. Ketiga orang ini telah mempunyyai keturunan. Masing-masing
2 (dua) anak, kecuali Yanti 3 orang anak.
3. Agus Murwaniputro yang pada tahun 1984
menyunting Yanti juga mempunyai 3 orang anak, yaitu : Yusti (1986),
Yesi (1991), dan Asza (1993) Agus Murwaniputro yang bekerja di
BUMN Hotel INNA Simpang. Di tengah-tengah kepadatan kerjanya Agus bukan hanya
mampu menyelesaikan studi S1-nya melainkan juga S2. Saat ini bersama
keluarganya ada di Surabaya. Awal Juli 2010 baru saja menikahkan anak sulungnya
Yusti.
4. Sampai dengan tahun 2010 keturunan
Djoemali sebanyak 2 (dua) orang anak dan 7 (tujuh ) orang cucu.