SejArah dan Latar BelAkang

  Sampai dengan tahun 2010 yang berarti selama 110 tahun sejak  kelahirannya,  Kartonyono (1901-1959) telah melahirkan 4 generasi sebanyak 6 orang anak, 26 orang cucu, 53 orang buyut dan 26 orang canggah. Dari generasi ke generasi tampak bahwa hubungan silaturahmi rumpun Keluarga besar Kartonyono tersebut semakin renggang oleh karena tempat tinggal yang berjauhan dan kesibukan keluarga masing – masing. Hal ini akan terus berkelanjutan sehingga banyak yang tidak lagi saling mengenal dan juga tidak mengetahui bahwa mereka berasal dari leluhur yang sama.
  Menyadari hal itu agaknya tidak berkelebihan kalau dicoba merintis mewujudkan hubungan persaudaraan yang lebih akrab dalam Keluarga besar Kartonyono. Dalam falsafah jawa disebut “Ngumpulke Balung Pisah” Tidak mudah memang, tetapi bukan tidak mungkin kalau pada saatnya benar – benar dapat diwujudkan. Nah, berangkat dari pemikiran itu maka sebagai langkah nyata yang pertama disusunlah dokumen ini sebagai landasannya.
  Sebenarnya munculnya wacana tentang hal – hal tersebut diatas sudah cukup lama. Pada akhir tahun sembilan puluhan Y.S Hendra sudah mengemukakan gagasan itu di Yogyakarta. Sayang sampai beliau wafat th 2006 wacana itu belum dapat terwujud.  Th 2007  Pongah mengadakan pendekatan dengan Agus Murwaniputro di Surabaya, membicarakan wacana tersebut. Th 2008 dibahas oleh Tim Kecil (Agus, Mudjito, Heru, dll) di Ngumut .Th. 2010 diangkat lagi oleh Soeharmadji dan Agus Murwaniputro di Surabaya dan mendapat dukungan cucu – cucu Kartonyono yang lain. Th 2011 mudah – mudahan menjadi tahun baik untuk mewujudkan wacana tersebut, dimulai dengan penyelenggaraan pertemuan akbar Keluarga besar Kartonyono.  Amin.!